Thursday, March 20, 2014

Pelaku pasar modal diminta rasional, tidak terpengaruh Jokowi

Pernyataan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang telah bersiap untuk maju sebagai capres pada pemilu tahun untuk ini, sempat mempengaruhi akan pergerakan saham di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).Euforia pencalonan dari Jokowi telah terekam oleh analis Trust Securities Reza Priyambada pada hari Senin (17/3) yang lalu. Di mana sepanjang perdagangan, IHSG telah menyentuh level sebesar 4903,50 yang di mana adalah merupakan level yang di mana tertingginya di pertengahan pada sesi 1 dan serta menyentuh level 4845.78 yang di mana merupakan level terendahnya di awal sesi pertama dan serta telah berakhir di level 4876,19.

jokowi

Ketua dari Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R. Thaher telah menilai, sebaiknya investor tidak terpengaruh oleh adanya sentimen-sentimen yang akan dapat menyebabkan sebuah fluktuasi pasar modal, baik saham maupun juga reksa dana. "Jokowi naik menjadi presiden, indeks naik, tidak boleh begitu. Investasi tidak boleh untuk terpengaruh sentimen-sentimen," tegas dari Denny di dalam sebuah Gedung Bursa Efek Indonesia, pada hari Kamis (20/3).

Denny juga telah menekankan akan pentingnya dari sisi rasionalitas di dalam berinvestasi di dalam pasar modal agar investasi bisa stabil untuk waktu jangka panjang. "Di dalam berinvestasi kita tidak boleh untuk terlalu suka atau terlalu benci. Kita harus mesti lebih rasional, kita harus obyektif, apa efeknya terhadap investasi," tutur dari Denny.

Untuk sebuah investasi reksa dana sendiri, Denny juga telah menilai sudah banyak investor yang telah mampu untuk berpikir rasional. "Mereka juga rutin investasi reksa dana setiap bulan, sebesar Rp 500.000, dan Rp 200.000, rutin. Jadi relatif tidak terlalu fluktuatif," ujar dari Denny.Saat ini target yang hendak dicapai oleh APRDI, menurut dari Denny sendiri, adalah meminimalisir akan korelasi antara AUM (Aset Under Management) dengan kondisi pasar.

No comments:

Post a Comment